Wanita adalah orang-orang yang telah di muliakan derajatnya oleh Rasulullah SAW, wanita bukanlah orang-orang yang tidak memiliki derajat sebagai mana di masa jahiliyyah dulu, ingatlah sebelum Rasulullah SAW di utus ke muka bumi ini mereka memandang wanita dengan sebelah mata dan bahkan wanita merupakan aib bagi mereka sehingga jika ada yang melahirkan anak perempuan akan mereke kubur hidup-hidup segitu hinanya wanita di kala itu. Namun, ketika Rasulullah SAW diutus, wanita sangat di muliakan ingatkah ketika Rasul ditanyakan oleh seorang pemuda,dia bertanya wahai Rasulullah siapa yang paling harus aku hormati lalu Rasul menjawab Ibumu bahkan sampai tiga kali Rasul mengulang kata-kata tersebut,
Rasul sangat memuliakan wanita, Rasul juga pernah berkata “suami akan sangat mudah masuk kedalam syurganya Allah bila dia sabar terhadap istrinya”, ya memang Rasul sangat memuliakan kaum hawa. Namun, sangat di sayangkan setelah berabad-abad perjuangan Rasulullah terlewat tak sedikit wanita yang lupa jati dirinya, lupa bagaimana martabat dan kehormatan yang harus dijaganya, tak sedikit wanita yang mudah tertarik terhadap apa yang dunia miliki, mereka mudah menaruh harapan pada sesuatu yang belum pasti, harapan seakan-akan hidup selamanya.
Sebagai manusia yaitu makhluk Allah yang istimewa, makhluk yang diberi akal untuk berpikir sebelum bertindak. Tentunya makhluk yang berinovasi terus berubah dan mengembangkan diri dalam era globalisasi yang berkembang pesat dan memiliki keyakinan tersendiri. Namun, dalam kehidupan tentunya mengemukakan pendapat sendiri bukanlah hal yang dilarang. Zaman modern, zaman berinovasi, dunia tidak pernah kekurangan wanita cantik, dunia hanya kekurangan wanita pintar, baik, berakhlak, beradab. Dalam poin besar dunia sangat miskin wanita yang BERPERAN bukan BAPERAN.
Jangan mau diperbudak oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun itu. Sekarang zamannya modern semua bisa saja berubah asalkan ada kekuasaan dan rupiah. Namun, ada satu hal yang tidak akan berubah yaitu BERPERAN. Berperan dalam mengubah dunia, berperan dalam melawan ketidakadilan, dan hal yang terkecil berperan dalam berpikir. Perspektif tidak memandang jenis kelamin, siapapun dia mempunyai hak untuk perpendapat dan bertindak.
Salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari kesultanan Aceh bernama Keumalayahati berhasil memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda -janda pahlawan yang telah syahid), berperang melawan kapal-kapal dan banteng Belanda tanggal 11 september 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu digeladah kapal. Sehingga Keumalahayati mendapat gelar LAKSAMANA karena keberaniannya. Jadikalanlah Perjuangan salah seorang perempuan pejuang bernama Keumalahayati tidak hanya sebagai sejarah yang bisa dibaca oleh seluruh orang didunia. Namun, jadikanlah perjuangannya sebagai suatu inspirasi untuk seluruh wanita didunia ini bahwa menjadi wanita bukanlah suatu halangan untuk berpikir, berpendapat bahkan untuk memimpin.
Bagi perempuan dalam beberapa konsep antropologi dipandang sebagai Second class, mereka itu sendiri membiarkan itu terjadi. Jadilah wanita BERPERAN bukan BAPERAN, kualitaskan cara berpikir terhadap apapun itu. Jangan lengah dengan kata-kata atau rayuan pria yang belum tentu menginginkanmu sebagai prioritasnya. Jangan biarkan budaya-budaya parthiarkhi memperlakukan wanita seenaknya saja. Allah maha pencipta tidak pernah membeda-bedakan kaum lelaki dan kaum perempuan kecuali ketaqwaan, kenapa manusia sebagai yang dicipta oleh Allah membeda -bedakan ?, kualitaskan cara berpikir anda karena sosok wanita yang pintar, baik, beradab, berakhlak akan melahirkan generasi-genarasi yang akan berperan penting dimasa yang akan datang.
love you guys... !
Posting Komentar